Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) saat ini mengembangkan dan telah melakukan uji keamanan di hewan untuk penggunaan obat herbal antiviral Corona COVID-19 berbahan daun ketepeng badak (Cassia alata) dan daun benalu (Dendrophtoe sp).
Dan hasilnya: "Kami sudah uji juga bahwa memang obat ini aman jika diberikan kepada hewan coba," kata peneliti Marissa Angelina bidang farmasi kimia LIPI kepada ANTARA, Jakarta, Rabu malam, 13 Mei 2020, terkait obat untuk Corona Covid-19.
Dalam hal ini, LIPI bekerja sama dengan Departemen Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan Kyoto University mengembangkan tanaman sebagai antivirus untuk pengobatan Corona Covid-19.
Melalui metode uji in silico yang digunakan dalam penelitian, terbukti senyawa-senyawa aktif yang terdapat di dalam daun ketepeng dan benalu aktif dalam menghambat pertumbuhan virus SARS-CoV-2, sehingga potensial dikembangkan menjadi obat antiviral virus corona jenis baru itu.
Senyawa-senyawa yang mempunyai aktivitas antiviral di dalam tanaman ketepeng dan benalu yaitu (1) kaempherol, (2) aloeemodin, (3) quercitrin, dan (4) qurcetin.
Selain itu juga ternyata, daun ketepeng juga aktif menghambat pertumbuhan virus dengue yaitu penyebab penyakit demam berdarah. Bahkan pengujian daun ketepeng terhadap virus dengue sudah melewati uji praklinis, dan hasilnya juga sudah dipatenkan.
Dalam penelitian LIPI sebelum pandemi Corona Covid-19, bahwa benalu bisa menjadi obat antikanker karena mengandung senyawa aktif yang bisa menghambat pertumbuhan sel kanker.
Marissa juga mengatakan benalu kaya akan kandungan senyawa qurcetin yang aktif menghambat pertumbuhan virus penyebab Corona Covid-19. "Secara komputasi dan bahkan itu data-data dari luar negeri pun menyatakan bahwa qurcetin ini aktif dalam menghambat virus SARS-CoV-2 secara in silico," Katanya.
Pengujian obat herbal antiviral Covid-19 itu baru sampai pada uji keamanan di hewan, namun belum pada uji praklinis yakni pada hewan model yang terinfeksi virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 karena memang belum ada yang bisa mengerjakannya di Indonesia.
Kata Marrisa "Sampai uji keamanan di hewan bahan obat herbal kita ini aman, namun uji praklinis yang di hewan untuk uji aktivitas SARS-CoV-2 pun belum bisa, belum ada yang bisa mengerjakannya di Indonesia,"
sumber: https://tekno.tempo.co/
Saya pernah minum teh dari daun benalu karena ada nyeri di badan, rasanya pahit kaya jadam, tapi rasa nyeri saya hilang setelahnya.
ReplyDeleteKita tunggu hasilnya, semoga bisa berhasil dan beri manfaat untuk temukan racikan anti civitas ini.